Categories

Budaya (3) Cerpen (2) Cooking (1) Curhat (29) Curug (1) Famz Story (4) fiktif (3) Film (14) Foto (36) Hiking (30) Indonesia (80) INDONESIA BAGUS (7) Info (111) Islam (3) Jepang (7) Kampus (83) Kartun (1) Kids (2) Komputer (34) Kopdar (1) Korean Fever (14) Listing Program (8) Look Alike (10) Maen (28) Multimedia (9) Musik (3) Muslimah (4) Ramadhan (1) Review (16) SAR (2) Sekedar Tulisan (49) Shout Out (6) SI (53) Situs Bersejarah (2) Team Mandalawangi (1) Trip (33) Tugas (86) Untuk Negeri (76) Video (3) Wisata (11)

Jumat, 18 April 2014

Salak 1 - Kami Memulainya Dari Sini [Part I]

11 April 2014

Dimulai dari saling cari satu sama lain yang memang kebanyakan dari kami (11 orang) belum pernah bertemu muka secara langsung, kami hanya dipertemukan oleh aplikasi whatsapp di ponsel masing-masing. 

Toro yang "gue pake baju ijo di depan loket" berhasil saya temukan pertama kali di Stasiun Pondok Cina (Pocin). Wahyu yang "gue udah di dalem stasiun sama Irma" menjadi urutan kedua yang saya temukan bersama Riska. Abdan dan Mahdi yang "gue juga udah di dalem stasiun, lu di mananya Way?", menjadi makhluk terakhir yang saya temukan di Pocin setelah dengan-tidak-sengaja, saya menemukan Iqbal dengan balutan kaos kuning super mentereng ditambah tas Cerrier warna orange yang masih SANGAT KOSONG, seolah ada tulisan "SILAHKAN ISI CERRIER SAYA, SAYA IKHLAAAAS..".


Alhasil kami berkumpul di Stasiun PoCin sekitar pukul 8 malam dan seperti biasa, kereta menuju Bogor selalu penuh di waktu pulang kantor, apalagi hari Jumat seperti hari ini. Kami harus menunggu kereta yang sedikit lebih sepi agar kami semua terangkut tanpa ada bisik-bisik dari penumpang lain. 

Kereta mulai sedikit sepi, Tifah yang masih terjebak dalam kereta, tas Cerrier Iqbal yang sudah saya jejali beberapa botol air mineral ukuran 1,5 lt dan beberapa roti, daaaaaaaaaaaaaaaan Wahyu yang baru saja membeli materai tiba-tiba datang bersamaan dengan kereta dan teriak "Ayo Naik...!!", dengan seketika pun Wahyu sudah masuk dalam kereta diikuti dengan yang lainnya. Saya dan Iqbal yang sempat terkejut dengan perkataan Wahyu segera ikut masuk ke dalam gerbong sedapatnya. 

"Tifah mana?"
"Gue bbm jangan turun"
"Dia pasti udah turun"
"Oke, coba telepon!"
 ---
"Tipah turun di Pocin pas banget kita naik"
"Kita turun di stasiun selanjutnya!"


Yups, Tifah turun di Pocin dan kami naik dari Pocin. Alhasil, saya dan Iqbal kembali turun di Stasiun Depok Lama untuk menunggu Tifah datang.

Wahyu, bukan maksud menyalahkan mu, tapi kamu..... kamuuu... terlalu tiba-tiba mengatakan "AYO KITA NAIK"

Saya, Iqbal, dan Tifah menjadi kloter terakhir yang berangkat dari Depok. Alhamdulillahnya, kereta kami kali ini lebih sepi dibanding sebelumnya. Kami bertiga dapat duduk! Saat kereta sampai di Stasiun Cilebut, barulah Wahyu menelepon dan menanyakan keberadaan saya. Sedikit menjelaskan ini-itu mengapa kami terpisah. 

Sekitar pukul 10 malam saya sampai di Stasiun Bogor, lirik sana-sini untuk mencari keberadaan Bang Peppy yang katanya "saya tunggu di pintu keluar yang bangunan baru ya", dan KETEMU!! Dan terakhir, kami harus mencari Mamduh yang katanya "gue di depan KFC sama Somat".

-- Ngobrol ini itu untuk melepaskan ke-kaku-an diantara kami. --

Irma & Riska

Lets Go!!
Bang Peppy sudah menyewa sebuah mobil bak terbuka untuk kami tumpangi sampai ke Pos Cidahu. 
Sekitar pukul 11 malam kami berangkat dari Bogor.

Suasana malam yang jarang kutemui! 
Ya, bersama mereka! 
Bersama orang-orang yang baru ku kenal
Namun sudah seperti keluarga sendiri...

Di atas mobil bak
Di tengah perjalanan, kami berhenti sebentar untuk mengisi perut kami yang memang lumayan kosong. Setelah kenyang, kami kembali melanjutkan pejalanan. 
-Saya memilih untuk memejamkan mata selama perjalanan, karena saya termasuk orang yang sering mabuk darat-

Sekitar pukul 1 pagi, kami akhirnya sampai di Pos Cidahu. Kepala saya masih terasa pusing, perut mual, ditambah rasa kantuk yang sangat sangat, membuat saya langsung selonjoran di atas aspal dengan berbantalkan cerrier (entah milik siapa). Belum sempat terlelap kembali, kami di giring Bang Pep ke Basecamp untuk mencari lahan istirahat, dan kami dipersilahkan mempergunakan Mushola untuk istirahat. 

Wahyu sibuk registrasi, sedangkan kami memilih tidur.  ^^

Mushola yang tidak terlalu luas menjadikan kami sumpel-sumpelan untuk tidur. Sleeping bag Iqbal yang masih berada di luar cerrier, harus direlakan menjadi selimut untuk kami. 

-selamat tidur-

12 April 2014
Kami dibangunkan oleh beberapa suara alarm handphone sejak pukul 3, namun kami baru benar-benar bangun sekitar pukul 5 pagi untuk shalat subuh berjamaah. 

Selesai shalat, repacking, dan terjadi beberapa keributan rumah tangga antara saya, Tipah, Mamduh, dan Iqbal barulah kami memulai pendakian sekitar pukul 6.30 pagi, dan kami berempat menjadi sweaper.

Jalanan aspal menuju pintu gerbang "Pendakian Gunung Salak 1" yang bisa dibilang lumayan menguras tenaga ditambah kami yang terus menerus mengobrol tentang segala hal, dan berharap ada mobil bak yang lewat dan bisa kami tumpangi hingga ke atas.

Kadang, BIDADARI tak BERSAYAP, namun BER-CERRIER~~



Briefing dan berdoa sebelum memulai pendakian. 

SALAK!! We're Coming!
Ready?! Let's Hike!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar