Categories

Budaya (3) Cerpen (2) Cooking (1) Curhat (29) Curug (1) Famz Story (4) fiktif (3) Film (14) Foto (36) Hiking (30) Indonesia (80) INDONESIA BAGUS (7) Info (111) Islam (3) Jepang (7) Kampus (83) Kartun (1) Kids (2) Komputer (34) Kopdar (1) Korean Fever (14) Listing Program (8) Look Alike (10) Maen (28) Multimedia (9) Musik (3) Muslimah (4) Ramadhan (1) Review (16) SAR (2) Sekedar Tulisan (49) Shout Out (6) SI (53) Situs Bersejarah (2) Team Mandalawangi (1) Trip (33) Tugas (86) Untuk Negeri (76) Video (3) Wisata (11)

Rabu, 18 Juli 2012

Ini Budaya Daerah Gue. Mau CURI BUDAYA lagi??

Guys, pasti pada tau kan sama kata-kata "MAJALENGKA DI GOYAAAAAAAAAAAAANG"?? Entah itu siapa yang ngeluarin kata-kata itu.
Nah, gue akan kasih tau kalian tentang budaya Majalengka yang gue tau. Gue bukan asal milih budaya tentang Majalengka. Tapi ini semua karna emak bapak gue asal Majalengka, dan gue SMA di Majalengka. Selama 3 tahun, banyak yang gue tau tentang Majalengka. Daerah yang sangat unik buat gue, coba aja bayangin Majalengka itu dikenal dengan sebutan Kota Angin, dan itu bener-bener gue akuin. Angin di sana bener-bener gede cuuy.

Dan di Majalengka, gue bisa ngerasain yang namanya mandi subuh pake air es, karena saking dinginnya itu air (rumah tante gue dulu di daerah kaki gunung Ciremai, Maja), dan saat sampe sekolah (Majalengka, dataran rendah, panas) kulit muka gue kelopek-kelopek karna anginnya yang kenceng dan kulit gue belom cocok sama hawanya.Di Majalengka lu bisa rasain hawa yang dingin banget, sejuk, adem, panas, sampe panas banget. Dari yang masih banyak pepohonan, sampe yang cuma ada pabrik genteng dan banyak polusi.
Oke.. 
Mari ke inti, Budaya Majalengka..
sumber : Google
Karena wilayah Majalengka itu bisa dibilang perbatasan antara kebudayaan Jawa dan Sunda, jadi Kabupaten Majalengka punya banyak seni budaya. Gue sebutin diantaranya aja yaa.
Dintaranya, adalaaaaaaaaaaaaaaaaah :



Sampyong 
sumber : Google
Sampyong adalah permainan rakyat Majalengka pada tahun 1960 di daerah Cibodas, Kec. Majalengka tapi dulu dikenal dengan nama Ujungan. Ujungan termasuk permainan ketangkasan dan kakuatan memukul dan dipukul.

Pemainnya terdiri dari 2 orang, dan dipimpin wasit yang disebut Maladang. Pemain harus menggunakan teregos atau balakutal. Tapi karena permainan ini terlalu bebas, jadi dibuat beberapa peraturan. Nah, dari situ nama ujungan ditinggalkan, terus sekarang lebih populer dengan nama Sampyong. Yang artinya Sam = Tiga dan Pyong = Pukulan.
Sebagai penghormatan, kelompok seni sampyong Mekar Padesaan dari Simpeureum pernah mewakili Jawa Barat pada event pertunjukan seni olahraga di Bali.

Gaok
Pertunjukan ini selalu diawali dengan  bahasa sunda, tapi gayanya kadang seperti orang yang sedang mengumandangkan adzan, terus juga berbusana khas sunda. Seni ini ada sejak masuknya Agama Islam di Wilayah Kab. Majalengka, sekitar abad 15.
Kesenian ini termasuk seni sastra jenis mamacan (baca text), dan tanpa panggung pada acara keperluan ritual atau upacara adat.
Dulu, durasi pemain biasanya berlangsung semalam suntuk. Tapi sekarang durasinya hanya sekitar 2 jam saja. Selama "Gaok", yang diambil dari kata ngagorowok (teriak) dengan bentuk pupuh dan kakawen. Kesenian Gaok tersebar hingga ke beberapa desa Kec. Majalengka dan Cigasong.


Sintren

Kesenian ini berkembang di daerah Ligung, Majalengka (berbatasan langsung dengan Kab. Indramayu). Karena kedekatan kedua wilayah ini, maka terjadi penetrasi Indramayu ke wilayah Ligung. Masyarakat Ligung biasa menggunakan bahasa Indramayu, dan juga menyebabkan sintren yang diiringi lagu-lagu Indramayu-an dan dengan mudah diterima oleh masyarakat setempat.
Sintren berasal dari kata SIN yang artinya sindir, dan TETAREN yang artinya pertanyaan melalui syair yang perlu dipikirkan dan dicari jawabannya. Dalam pertunjukan ini, ada orang yang kesurupan (trence), yang karena adegan trence, maka kata sintren digunakan.
Pertunjukan ini diawali dengan nyala sinar lampu atau obor, disusul dengan bunyi gamelan. Setelah membakar dupa, salah 1 penari berkaca mata hitam namun berpakaian biasa dengan tangan terikat tambang di belakang, masuk ke dalam lingkaran pertunjukan, dan para penyanyi menyanyikan lagu-lagu sebagai lagu pemujaan berbahasa Indramayu berulang kali.
Dalam pertunjukan, penari yang di ikat tambang tidak sadar diri. Dan penari tersebut ditutup ranggap. Setelah ritual, dan kurungan dibuka ternyata putri sintren telah memakai pakaian cantik dan tangan tidak terikat, dan tetap menggunakan kacamata hitam.
Jika tubuhn sintren kena lemparan sawer, maka tubuhnya akan lemas dan terjatuh. Dan saat petunjukan sudah mau selesai, sintren pun berjongkok dan ditutup ranggap kembali dan saat dibuka, putri sintren sudah berpakaian seperti semula, tangan terikat, dan berkacamata hitam. Dan pawang akan membacakan mantra hingga ia tersadar.

Kuda Renggong
Kalo boleh jujur, ini kesenian Majalengka yang paling gue suka. #okesip
sumber : google
Kuda renggong berkembang di Kab. Majalengka dari tahun 1950-an, yang awalnya pertunjukan seni ini disiapkan untuk melayani pesta sunat. Sekarang bukan untuk pesta sunat, tapi juga dipersiapkan untuk acara lain, seperti upacara hari besar, festival, dan menyambut tamu.
Dalam pertunjukan ini, sang kuda akan menari sambil berjalan dan ditambah dengan kemampuan atraksi pencak silat. Namun antraksi pencak silatnya dilakukan setelah kuda renggong melakukan arak-arakan keliling kampung sambil ditunggangi anak sunat.
Pada saat arak-arakan pengantin sunat, masyarakat sekitar yang suka berjoget turut memeriahkan suasana berjoget di depan kuda dengan maksud untuk menghibur pengantin sunat. Pengantin sunat yang menunggangi kuda pun didandani dengan pakaian Gatotkaca sehingga tampak gagah.
Kesenian Kuda Renggong berkembang pesat dan tersebar hampir di semua kecamatan Majalengka. Menurut Arthur Nalan, makna simbolis kuda renggong adalah makna spiritual, makna interaksi makhluk Tuhan, teatrikal dan makna universal.
Hingga saat ini, tercatat ada 50 group kesenian kuda renggong di Majalengka.

Oke, segini aja yang gue jelasin. Kalo mau lebih jelasnya tentang Majalengka, bisa berkunjung ke http://www.majalengkakab.go.id/

Nah moga ini bisa jadi pengetahuan lebih tentang salah 1 kebudayaan di Indonesia, dan ga ada tuh berita-berita tentang CURI BUDAYA lagi, yang selalu bikin kita empet, enek, kesel, bin jengkel.


Untuk Sang Tetangga : Jika anda merasa bangga dengan negara anda, kenapa mesti nyuri budaya tetangga yang jelas-jelas ada bukti nyata itu bukan budaya asli milik anda. Apakah selalu cara seperti itu yang anda ambil untuk memajukan wisata anda. Anda ingin menjadi Indonesia secara mini?? Indonesia terlalu besar untuk dijelajahi dalam sehari, jadi anda mencuri budaya kami?? Itu hanya menjadi hal bodoh yang anda lakukan. Kebudayaan tidak hadir secara singkat, tapi itu telah terjadi turun-temurun dan sejak lama ga (tetangga)
MENCURI = TIDAK BERBUDAYA
Itukah anda?? 

14 komentar:

  1. Tertarik dengan Sintren,
    gimana dia bisa ganti bajunya ya , humnnnn
    *mikir keras*

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu dia lai.. gue juga masih bingung..
      gue ga pernah liat pas dia ganti bajunya lai.. >,<

      Hapus
  2. itu kuda renggong, adu jotos ama kuda yaa??

    kasian bapak yang difoto itu!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan.. dia cuma kya pencak silat gitu. tapi ga sampe pukul"an, apalagi sampe berdarah ko..
      nah, si bapa emang pawangnya.. so, santai aje. XD

      Hapus
  3. gue pernah liat tuh Sintren di tipi, mistis abis. Semoga bisa liat secara langsung :D

    BalasHapus
  4. Kuda Renggong cukup terkenal juga di Kuningan hehe... waktu saya kecil pernah lihat...

    wah ternyata ada yang namanya kesenian sampyong dan gaok.. nambah wawasan baru nich...

    dengar nama gaok jadi ingat salah satu jenis burung.. kan ada yah tuh Burung Gaok hehe...

    BalasHapus
  5. Kuda Renggong unyu nih kayaknya... XD
    Btw, Gaok itu kayak gimana yak? Penasaran banget... masih susah ngebayanginnya... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. unyu banget, apalagi kalo mau sunatan.
      pasti rame...
      :D

      Hapus
  6. sintren itu yg orangnya kesurupan itu bukan?
    pernah liat di acara termehek-mehek trans tv. hhii
    agak ngeri juga ya. tapi inilah budaya kita :D

    nice posting..

    BalasHapus
    Balasan
    1. betuul banget.. gue aja nulisnya juga sambil merinding kemaren.. >,<

      Hapus
  7. btw kenapa harus majalengka yang digoyang yah #iya salah fokus :3

    BalasHapus
  8. Hmm keren yah budaya majalengka :3 terutama sintren ;D

    BalasHapus
  9. asik... nambah referensi nih.
    Gaok itu semacam orang baca syair gitu ya? atau baca cerita? masih belum bisa ngebayangin.

    BalasHapus
  10. Maaf kalo ga salah kuda renggong tu dari sumedang ya

    BalasHapus