Categories

Budaya (3) Cerpen (2) Cooking (1) Curhat (29) Curug (1) Famz Story (4) fiktif (3) Film (14) Foto (36) Hiking (30) Indonesia (80) INDONESIA BAGUS (7) Info (111) Islam (3) Jepang (7) Kampus (83) Kartun (1) Kids (2) Komputer (34) Kopdar (1) Korean Fever (14) Listing Program (8) Look Alike (10) Maen (28) Multimedia (9) Musik (3) Muslimah (4) Ramadhan (1) Review (16) SAR (2) Sekedar Tulisan (49) Shout Out (6) SI (53) Situs Bersejarah (2) Team Mandalawangi (1) Trip (33) Tugas (86) Untuk Negeri (76) Video (3) Wisata (11)

Sabtu, 26 Oktober 2013

Gn.Prau - Dieng. Dari Golden Sunrise Sampai Se-dus Carica!! (Part IV)

Selesai mengisi perut, kami melanjutkan berkeliling Dieng, sore ini kami akan mengunjungi Candi. Kami memilih untuk menumpang minibus sampai ke pertigaan pintu masuk Komplek Candi dengan tarif Rp 2000, tetapi kali ini Ryan tidak ikut karena ingin istirahat di basecamp sekaligus menjaga barang.

Teletubies yang seharusnya ada di Bukit Teletubies ternyata sedang tamasya di Candi
Kawasan Komplek Candi Arjuna!!!

Kawasan Komplek Candi Gatot Kaca

13 Oktober 2013

Semalam kami bermalam di Basecamp Petak Banteng, menggelar beberapa matras dan menggelar sleeping bag masing-masing. Beberapa diantara kami sudah terbangun sejak pukul 4 pagi, dan saya dibangunkan oleh Gustya sekitar pukul 5 pagi untuk shalat subuh, karena saya sudah berpesan untuk dibangunkan.

Sekitar pukul 9 pagi, memulai kembal perjalanan di Dieng. Rencananya, kami akan mengunjungi Talaga warna, Dieng Plateau Theater, dan Kawah Sikidang, dan yang paling penting kami akan pulang ke Jakarta sekitar pukul 1 siang nanti, so kami tidak boleh terlalu ngaret kali ini. Babe juga sudah memesan minubus yang mengangkut kami dari Wonosobo ke Dieng.

Kali ini, semua ikut, kami mempercayakan barang-barang kami pada petugas basecamp. Kami hanya membawa beberapa botol air minum dan tas kecil masing-masing beserta isinya.

Ternyata, kami harus melewati tanjakan yang terus-menerus, tapi itulah yang menjadi tantangan. Suatu keindahan yang abadi tidak didapat dengan mudah, karna keindahan yang abadi selalu memerlukan perjuangan!

Warga yang sibuk memperbaiki jalan. SEMANGAT PA!! ^^
Sekitar hampir sejam kami berjalan, sampailah kami di TALAGA WARNA.... 


  
Finalis the most romantic couples of The Year at Talaga Warna. And the winner is...... Gustya & Ryan.. ^^
Pose bareng patung "Sumpah Amukti Palapa Maha Patih Gajahmada", masih di kawasan Talaga Warna


Talaga Warna dari atas Bukit (masih dalam kawasan Talaga Warna)
Tidak lupa mampir ke DIENG PLATEAU THEATER, menyaksikan dokumenter sejarah Dataran Tinggi Dieng. 



Dari Dieng Plateau Theater, kami berjalan menuju Kawah Sikidang, yang ternyata JAUUUUH....
Hanya 7 orang personil (mas Pi yang mengambil gambar kami). Athifah yang sudah lebih dulu pamit pulang, karena sudah ditunggu oleh saudaranya di Talaga Warna, dan Medya, Hafid, Ryan, Laras yang memilih istirahat di pintu masuk kawasan Kawah Sikidang.

Pasukan yang tersisa + Mas Pi
Pose depan kawah... PANASNYA PAKE BANGEEEEEEET~~~
Saking panasnya, mencoba berteduh di pohon terdekat tapi, sia sia... -,-

Selesai panas-panasan di Kawah Sikidang, sekitar pukul 1 siang, armada yang kami pesan sudah tiba di parkiran, setelah shalat kami ber-7 segera masuk ke minibus yang menjadi kendaraan kami menuju Terminal Wonosobo. Setelah menjemput Hafid, Ryan, Laras, dan Medya kami kembali ke basecamp, karena sebelumnya kami sudah repacking, jadi kali ini kami hanya tinggal mengangkut barang ke minibus. 

Jika mampir ke Dieng, tak lengkap jika belum bawa CARICA!!

Apa sih Carica? Carica adalah buah semacam pepaya tapi lebih kecil, pohonnya pun lebih pendek dari pohon pepaya, sedangkan bijinya sangat berbeda dengan pepaya. Biji carica lebih mirip dengan biji selasih tapi sedikit lebih besar.

FYI, jika anda memakan Carica langsung (tanpa diolah) yang dimakan adalah bijinya. Sedangkan, Carica yang sudah dijadikan manisan adalah dagingnya.

Kami membeli Carica tidak jauh dari Basecamp.
Satu kardus berisi 12 cup besar manisan Carica =  Rp 50.000
Satu kardus berisi 12 cup kecil masnisan Carica =  Rp 25.000

Mari pulang!!
Selesai belanja oleh-oleh, sekitar pukul 2 sore kami menuju ke Terminal Wonosobo (Rp 13.000), kali ini karena saya sudah terlalu lelah, sepanjang perjalanan menuju Wonosobo saya tertidur, dan bangun saat dibangunkan oleh Hesti dan ternyata sudah sampai di Terminal.

Kami sampai terminal Wonosobo sekitar pukul 4 sore, istirahat sekaligus mengisi perut dan membeli beberapa cemilan untuk perjalanan di bus nanti.

Sekitar sejam kemudian, kami akhirnya mendapatkan bus Sinar Jaya menuju Terminal Rambutan dengan tarif Rp 80.000. Untungnya lagi, karena malam takbiran bus lumayan kosong. Alhasil, kami diperbolehkan oleh kondektur untuk tidur selonjoran di tempat yang kami mau, tapi di 6 terbelakang.

Perincian biaya perjalanan di Dieng (per orang) :

Berangkat :
Bus Dewi Sri (Jakarta - Purwokerto) Rp 45.000
Mini Bus Purwokerto - Wonosobo Rp 20.000
(Sewa) Mini Bus Wonosobo - Basecamp Petak Banteng Rp 13.000

Wisata :
Tiket pendakian, di Petak Banteng Rp 3000
Komplek Candi Arjuna Rp 5000
Talaga Warna Rp 5000
Dieng Theater Rp 10.000
Kawah Sikidang Rp 10.000

Pulang :
(Sewa) Mini Bus dari Kawah Sikidang - Wonosobo Rp 13.000
Bus Sinar Jaya (Wonosobo - Kampung Rambutan) Rp 80.000


Terimakasih Tuhan atas semua karunia yang Engkau berikan pada kami!! 

Jangan lupa baca yang ini :

Part I : http://tanyashinta.blogspot.com/2013/10/gnprau-dieng-dari-golden-sunrise-sampai.html
Part II : http://tanyashinta.blogspot.com/2013/10/gnprau-dieng-dari-golden-sunrise-sampai_24.html 
Part III :
http://tanyashinta.blogspot.com/2013/10/gnprau-dieng-dari-golden-sunrise-sampai_25.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar