- Telling stories and laughing with friends is a precious moments you'll never forget -
30 Desember 2013
30 Desember 2013
Sesuai janji yang semalam telah di putuskan. Sore ini, Team Mandalawangi mengadakan meeting (baca : ngobrol asik) pukul 3, di tempat latihan biola di belakang Perpus Pusat UI. Tapi, karena sampai pukul 3 belum juga ada yang hadir, tempat meeting terpaksa dipindahkan ke Kantin Masjid UI. Sekitar pukul 4 sore, kami (saya, Shanti, Medya, Gustya, Faisal) baru memulai meeting tanpa Wahyu. Menurut kabar terbaru yang dikirimkan Wahyu, dia sedang di bully oleh dosen riset.
Karena agenda utama meeting kali ini adalah ''Dengarkan Curhatku" yang akan dibawakan oleh Gustya, dan Gustya lebih memilih untuk tidak bercerita dua kali, jadi kami harus menunggu sampai Wahyu datang.
"Allahhummaghfir laha warhamha wa'aafiha wa'fu anha"
"Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya”
Sesi curhat Gustya yang tadi sempat membuat kami diam dan merengutkan dahi. Kini beralih pada pembahasan yang lebih ringan.
Beberapa kali kami membicarakan, "Kapan hiking bersama lagi?", namun selalu tanpa kejelasan. Belum ada waktu yang cocok untuk kami berkumpul, karena selalu saja ada yang bilang "yaaaah, tanggal segitu ndak bisa", "yaaah, gue belom libur", "yaah, ujian aja gue belom".
Ada juga pembahasan, "Kalo wisuda bilang-bilang, nanti kita bawa toga terus hiking bareng", dan lagi-lagi jawabannya hanya senyuman yang tersungging di bibir masing-masing, dan jawaban yang kami simpan masing-masing dalam hati.
Aaaaaa.... Ini team macam apa???
- Jeda Shalat Isya -
Karena agenda utama meeting kali ini adalah ''Dengarkan Curhatku" yang akan dibawakan oleh Gustya, dan Gustya lebih memilih untuk tidak bercerita dua kali, jadi kami harus menunggu sampai Wahyu datang.
Cuaca panas, berubah jadi mendung, kemudian berangin, lalu gerimis, dan akhirnya hujan deras.
Wahyu mana?!
Dari sindir-sindiran iseng, curhat colongan, curi-curi pandang sama tempe mendoan, lirik-lirikan sama tukang mie ayam, sampai akhirnya terpaksa minta ditraktir beberapa gorengan karena desakan lambung yang meminta pertolongan.
Wahyu mana?!
Saking lamaaaanya nunggu Wahyu, Gustya pun beberapa kali berhalusinasi dimana-mana ada Wahyu (Ini Serius!). Setiap ada sesosok laki-laki yang parkir motor atau jalan sendirian, Gustya tiba-tiba langsung ngomong "itu bapa Wahyu!" padahal bukaaaan. (Note: Untuk pa Wahyu, inilah bukti bahwa anda dirindukan oleh Gustya).
Oke. Saya mulai lelah sendiri. -___-"
Jadi. Wahyu datang sekitar pukul 6 sore sambil membawa sebuah plastik ukuran sedang berisi cemilan dan minuman kotak untuk kami. (Terimakasih pa....)
Gustya segera memulai ceritanya, (sudah saya bahas pada postingan sebelum ini alasannya).
Tidak jauh berbeda dengan yang ditulis oleh Gustya dalam akun twitter miliknya @ndaychyd sesaat setelah dia membaca berita yang tertulis di merdeka.com, dan mendapati beberapa berita yang salah tentang meninggalnya Almarhumah Shizuko.
Kami mulai serius mendengarkan cerita Gustya. Ada perasaan haru, karena kami baru saja kehilangan keluarga baru kami dalam lingkungan pendaki. Ada rasa kagum, karena kami akhirnya disadarkan kembali bahwa rasa kepedulian harus selalu kami tanamkan dimana pun dan kapan pun, dan Gustya telah berhasil menerapkannya. Ada rasa kecewa, karena lagi-lagi sistem yang harus disalahkan karena tidak ada ketegasan dalam setiap peraturan.
- Jeda shalat Maghrib -
Langit dikala senja, disertai hujan seolah ikut mengingatkan Gustya kejadian tersebut. Dingin malam ini tidak sedingin Kandang Badak saat itu. Tidak sedingin keadaan saat Gustya dan rekan-rekan Almarhumah terpaksa harus mengikhlaskan Shizuko untuk meninggalkan mereka selama-lamanya. Meninggalkan mereka untuk kembali ke pangkuan sang Pencipta.
"Allahhummaghfir laha warhamha wa'aafiha wa'fu anha"
"Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya”
Sesi curhat Gustya yang tadi sempat membuat kami diam dan merengutkan dahi. Kini beralih pada pembahasan yang lebih ringan.
Beberapa kali kami membicarakan, "Kapan hiking bersama lagi?", namun selalu tanpa kejelasan. Belum ada waktu yang cocok untuk kami berkumpul, karena selalu saja ada yang bilang "yaaaah, tanggal segitu ndak bisa", "yaaah, gue belom libur", "yaah, ujian aja gue belom".
Ada juga pembahasan, "Kalo wisuda bilang-bilang, nanti kita bawa toga terus hiking bareng", dan lagi-lagi jawabannya hanya senyuman yang tersungging di bibir masing-masing, dan jawaban yang kami simpan masing-masing dalam hati.
Ada lagi saat, "Ayo trip bareng, ke 0 mdpl aja deeeh", dan kali ini jawabannya "iya" namun tidak ada yang serius menanggapi.
Aaaaaa.... Ini team macam apa???
- Jeda Shalat Isya -
Tanpa banyak bicara, akhirnya kami mengakhiri meeting kali ini. Tidak lupa menyerahkan barang-barang yang akan dipinjam oleh Wahyu, karena besok (31 Desember) dia akan berangkat menuju Gn. Slamet. *Sing slamet lee, jangan lupa muleeeh yoo...*
Team Mandalawangi!
Team yang terkadang kompak (lebih banyak tidaknya).
Team yang selalu mengingatkan saya 'masa lalu' (karena kami satu SMP).
Team yang membuat saya terus berusaha mengingat masa SMP (sampai sekarang saya masih belum ingat pernah satu kelas dengan Wahyu).
Team yang membuat saya kembali belajar, pentingnya rasa peduli (karena saya sering meminjam barang untuk hiking).
*Ah, maaf postingan kali ini sudah mulai tidak terkendali. Demi kebaikan dan kelangsungan blog saya, saya mohon undur diri*
Coba perhatikan. Siapa yang paling sibuk dalam foto ini?
Jawab pertanyaan diatas ke @tanyaShinta ya.. hehehe...
Hai, postingan yg keren! Numpang mampir ya, ada info lomba blog keren nih http://pujaputri.blogspot.com/2014/01/dumet-school-tempat-paling-tepat-untuk.html Hadiahnya lumayan loh, enjoyed!:)
BalasHapusoke... terimakasih sudah berkunjung.. ^^
HapusKayaknya ada yang ngerasa dirinya paling sibuk pas difoto. Haha
BalasHapusitu temen gue sibuk sendiri pas di foto.. dari yang duduk-berdiri-duduk lagi.. ribet sama cerrier.. hehehe ^^
Hapus